Pemerintah Daerah Lampung Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura mengadakan rapat dengan perusahaan industri pengolahan tapioka dan para petani singkong, serta beberapa OPD terkait, membahas terkait dengan anjloknya harga singkong yang berlangsung di ruang rapat Subing kantor bupati Lampung Tengah pada senin (16/12/2024).
Setidaknya ada 7 perusahaan industri pengolahan tapioka yang hadir dalam rapat tersebut. Rapat yang berlangsung sejak pukul 15.00 WIB belum juga menemui titik temu hingga pukul 18.00 WIB. Dimana para petani mengatakan pihaknya tidak sepakat dengan kebijakan PJ Gubernur Lampung Samsudin jika harga singkong dikembalikan ke kebijakan tahun 2021 yaitu Rp.900 perkilogram, dengan pemotongan atau refraksi maksimal 15%.
Para petani meminta pengusaha menaikkan harga singkong menjadi Rp.1.500 per kilogram, dengan potongan refraksi 15%, namun para pengusaha merasa keberatan dengan permintaan petani tersebut. Wakil Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya yang juga selaku Bupati Lampung Tengah terpilih periode 2025 – 2030, dalam memimpin rapat terebut dengan kesepakatan antara para petani dan juga para pengusaha akhirnya bersepakat, meningkatkan produksivitas ubi kayu dalam upaya meningkatkan pendapatan kesejahteraan para petani ubi kayu di Lanpung Tengah. Para pengusaha tepung tapioka menyepakati akan terbuka dalam melaksanakan transaksi ubi kayu.
Selanjutnya para pengusaha industri tapioka akan melaksanakan kemiratraan dengan para petani yang saling menguntungkan. Para pengusaha industri Lampung Tengah akan pembelian ubi kayu minimal dengan harga Rp.900/kg dari petani ubi kayu, dan para pengusaha industri tapioka akan membentuk forum komunikasi pengusaha tapioka untuk saling berkoordinasi. Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah serta OPD terkait akan melakukan membinaan, penyuluhan, serta pegawasan pada kualitas ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah.
