Ribuan anggota Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Lampung Timur. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap rendahnya harga singkong di tingkat petani, yang dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi.
Para petani membawa spanduk dan poster berisi tuntutan mereka, seperti “Naikkan Harga Singkong” dan “Kesejahteraan Petani Adalah Tugas Pemerintah”. Mereka juga menyampaikan orasi secara bergantian, menyerukan perhatian dari pemerintah daerah untuk segera mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.
Ketua Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur Maradoni, memberikan orasi sekaligus membacakan beberapa tuntutanya
1. Meminta kepada pemerintah daerah Lampung timur untuk memperjuangkan kenaikan harga singkong di Lampung timur sebesar Rp 1.890 perkilo
2. Menurunkan repraksi potongan timbangan maksimal 10%
3. Menertibkan atau menghilangkan praktik praktik pungli yang ada di lingkungan pabrik (oknum-oknum pabrik)

4. Meminta pada pihak pabrik untuk membenahi permainan permainan timbangan
5. Meminta kepada kementrian perdagangan RI melalui dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Lampung timur untuk pengawasan berkala kepada pabrik pabrik baik sistem timbangan dan sistem tester sehingga tidak terjadi permainan yang menjadi kerugian kepada petani singkong
6. Meminta Kepada Dinas terkait untuk mengendalikan produk ubi kayu/singkong masuk kedalam salah satu sembilan bahan pokok,agar subsidi pupuk bisa dikembalikan kepada Petani singkong
7. Apabila tuntunan menemui jalan buntu meminta pada Pemerintah Daerah Lampung timur agar pabrik yang ada di Lampung timur menghentikan proses produksi sebelum tuntutan dipenuhi. Dan apabila perintah pejabat eksekutif tidak diindahkan oleh pihak-pabrik, maka pihak Paguyuban Petani singkong Lampung Timur yang akan menutup.
8. Meminta kepada DPRD Lampung Timur melalui Komisi ll untuk menjalankan 7 poin kesepakatan saat rapat dengar pendapat pada hari kamis 19 Desember 2024.

Menanggapi aksi tersebut, Bupati Lampung Timur Dawam, menyambut baik dan merespon tuntutan yang disampaikan oleh Ketua Paguyuban, menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengadakan dialog dengan Pemerintahan Kabupaten, DPRD Lampung Timur sampai tingkat Provinsi.
Aksi berlangsung damai dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Setelah menyampaikan aspirasi mereka, para petani membubarkan diri secara tertib. Namun, mereka menyatakan akan kembali menggelar aksi lebih besar jika tuntutan mereka tidak segera direspons.
Berita ini menjadi perhatian publik, mengingat pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian daerah Lampung Timur.